Battling Bureaucracy for My Marriage: Letter of No Impedimence to Get Married (in Indonesian)


Sudah lama banget rasanya saya ingin menulis seputar topik ini: “Bagaimana mempersiapkan pernikahan di luar negeri? Terutama Norwegia?”

Saya menulis blog dengan topik ini karena sebelum saya menikah di Norwegia, saya banyak dibantu blog dan forum para wanita Indonesia pemberani yang baik hati berbagi tips dan trik serta lika liku mempersiapkan pernikahan di luar negeri. Informasi di website pemerintah tidak akan cukup membantu saya melewati masa-masa sulit ini yang harus saya dan calon suami saya lewati (Februari – Juni 2012).

Ribetnya peraturan agama (yang sering susah banget bertoleransi), ribetnya peraturan perundang-undangan di Indonesia (yang sering banget bertele-tele dan makan uang banyak untuk masalah birokrasi tapi tetep nggak jelas untuk apa), dan ribetnya ngurus pernak-pernik kultural, membuat saya dan calon suami (sekarang sudah jadi suami) memutuskan untuk tidak melangsungkan pernikahan di Indonesia. Suami saya berkewarganegaraan Norwegia, tapi kami pindah dan menetap di Denmark karena dia meneruskan studinya dan saya dapat pekerjaan di persahaan IT di Copenhagen (Denmark dan Norwegia hanya berjarak 1 jam dengan pesawat).

Selain dari itu, kami sudah berniat untuk tinggal di Eropa, dan saya pun punya niat jangka panjang untuk berganti kewarganegaraan setelah tinggal bersama suami dan berkeluarga. Secara kualitas, tentunya saya ingin anak-anak saya nanti dibesarkan dengan standar pendidikan di Denmark atau Norwegia. Bukan jenis pendidikan perlente ala Jakarta, dimana si kaya dan setengah bule masuk sekolah internasional atau sekolah privat yang mahalnya selangit, ditengah orang tua berduit, sementara si miskin masuk SD impres atau bahkan tidak bisa sekolah sama sekali. Bukan. Skandinavia adalah negara sosialis demokratis, dimana pemerintahnya berusaha keras agar perbedaan kelas sosial tidak terlalu besar. Artinya semua anak memiliki akses pendidikan berkualitas gratis hingga S3 (Ph.D), kecuali jika ingin masuk sekolah privat (inipun 70% disubsidi pemerintah sini). Terlebih lagi Skandinavia sangat memperhatikan hak asasi manusia, mereka tidak ribut-ribut masalah apa agama situ dan calon suami situ. Perbedaan adalah lumrah dan setiap manusia berhak memeluk atau tidak memeluk kepercayaan apapun. Kondisi inilah yang paling layak untuk saya dan calon suami.

Jadi, untuk apa bersusah payah pusing pusing mengikuti labirin undang-undang pernikahan campur di Indonesia yang tidak akan saya dan calon suami saya gunakan sama sekali?

Langsung mulai aja deh kisah awalnya:

Saya dan calon suami sudah kenal sejak 7 tahun lalu. Kami kenal di Amerika Serikat, saat mengikuti program pertukaran pelajar.

Di akhir tahun 2011, calon suami saya mengunjungi Asia Tenggara dan kami berbincang mengenai recana menikah. Saya masih ingin meneruskan S2, jadi saya bilang ke dia agar tunggu keputusan beasiswa dari Eropa. Nasib tak terlalu bagus, saya tidak berhasil mendapatkan beasiswa S2 ke Eropa karena sedang krisis, dan rangkaian lamaran beasiswa ke pemerintah (DIKTI) dan yayasan yayasan ternama seperti Rajawali Grup pun ditolak. Ok, pemerintah saya memang tidak peduli pada talent talent yang dimilikinya, orang2 elit di Indonesia juga hanya memikirkan profit sendiri. Jadi untuk apa menunggu lama berharap negara saya membiayai pendidikan saya?

Saat itu saya sudah ditawari banyak pekerjaan bagus di Jakarta, tapi semua saya tolak karena kebanyakan bentuknya manajemen training yang mengharuskan trainingnya kerja bertahun-tahun, dan kalau re-sign harus banyar puluhan hingga ratusa juta sebagai penalti (waktu saya cerita tentang program ini ke direktur saya di Copenhagen, mereka pikir ini adalah bentuk modern-day slavery yang banyak diterapkan di emerging countries). Karena itulah saya lebih memilih menjadi tutor privat selama Desember 2011 – Mei 2012 sambil mempersiapkan surat2 emigrasi, visa, dll,

Hal pertama yang saya lakukan adalah pindah provinsi. Awalnya KTP dan surat2 saya terdaftar di Bogor, tapi karena saya khawatir nantinya adiminstratif kota Bogor tidak terlalu berpengalaman untuk mengurus surat2 pindah negara maka saya memilih untuk pindah ke provinsi Jakarta. Isu mengenai penutupan paksa gereja-gereja di daerah bogor dan tangerang yang dibacking oleh walikota-walikotanya, membuat saya skeptik bahwa administratif kota bogor sudah semakin religius, religius yang kurang manusiawi menurut saya. Lagipula saya sudah bekerja dan tinggal lama di Jakarta, masa’ KTP nya masih bogor? Ibu kos saya juga sudah nanyain lama kapan mau daftar KTP Jakarta.

Kejebak dengan RT Mata Duitan

Alhasil jadilah surat pindah saya dari Bogor ke Jakarta, plus surat keterangan kelakuan baik untuk nantinya dilapor di kecamatan di Jakarta.

Namun semua tak semudah membalik telapak tangan. Ketika saya ingin mendaftar KTP Jakarta (saya tinggal di kecamatan Cilandak Barat RT16), saya bertemu dengan Geng RT mata duitan: sekertaris RT beserta istrinya, dan ketua RT dan istrinya yang teramat sangat mata duitan namun pura-pura beretika (ngaku-ngakunya lagi puasa Senin-Kamis, ujung2nya minta duit terus menerus).

Intinya setelah dipalak sama geng RT sekitar Rp300.000, barulah mereke mau menjelaskan tata cara daftar KTP baru di kecamatan. Anehnya ditengah penjelasan tersebut Pak RTnya bilang, “tapi nanti kamu jangan bilang di kantor kecamatan kalau kamu harus bayar 300.000”. Sudah capek dari ngurusin proses pindah dari Bogor ke Jakarta, saya nggak mau ambil pusing lagi setelah tau dibohongin kayak begini.

Bulan Maret 2012 barulah saya mendapatkan KTP baru.

Investigasi Pernikahan Internasional Dimulai

Pernikahan di Norwegia di catatkan di kantor pajak dan populasi Norwegia (SKAT), dan dapat dilangsungkan dimanapun oleh orang-orang yang diizinkan menikahkan di negara ini, seperti hakim, attorney, dan religious leader terdaftar. Intinya siapapun, termasuk gay dan lesbian, dapat menikah di Norwegia asalkan memenuhi dokumen-dokumen legal yang dibutuhkan.

Berikut adalah surat-surat yang dibutuhkan untuk menikah di Norwegia:

1. Izin tinggal/ residence permit di Norwegia. Izin ini bisa berupa visa bentuk apapun (saya pakai visa Schengen berlaku 90 hari). Jika kedubes menilai bahwa tujuan utama kita ke Norwegia adalah menikah maka mereka mengharuskan kita mengambil fiance permit yang berlaku 6 bulan di Norwegia sebagai waktu mempersiapkan pernikahan (lebih dari 6 bulan nggak merit juga, harus balik ke negara asal). Hanya saja, proses visa ini bertele-telenya minta ampun, karena baik calon suami atau istri harus menyerahkan dokumen2 pajak, tempat tinggal dengan ukuran minimum yang harus dipenuhi, dan bukti kontan uang yang dimiliki calon penanggung (dalam hal ini calon suami) di Norwegia.

Karena saya dan calon suami tidak akan menetap di Norwegia, tetapi menetap di Denmark, maka kami akan menggunakan undang-undang EU/EEA (European Union) atas dasar free mobility, yang prasyarat uang kontanya lebih ringan dan relatif lebih cepat. Karena itu, saya hanya menggunakan visa Schengen bukan karena alasan menikah atau turis, melainkan (kebetulan banget dibulan-bulan yang sama) saya diterima summer school program di university of Oslo dan satu projek lain di University of Tartu, Estonia (dibayarin dan ditanggung oleh sponsor, aman kan… :D).

Setelah visanya jadi, difotokopi bersama passpor dan lembar lembar passpor yang sudah dipakai untuk visa lain. Saya siapin 6 rangkap untuk Skat (menikah), imigrasi denmark, dubes norwegia buat daftar visa, dan verifikasi ijasah indonesia saya di kementrian pendidikan denmark, dan dua rangkap untuk jaga-jaga.

Tips: pendaftaran visa sebaiknya dilakukan jika SKBM sudah keluar dari catatan sipil, biar lega bahwa hal penting untuk bukti menikah sudah jadi. Lagipula, pembuatan visa Schengen yang disponsori (bukan turis) sekarang sudah online dan bisa jadi 4 hari.

Menikah ditengah kunjungan ke Norwegia dengan visa Schengen memang beresiko, karena kalau proses dokumennya di Norwegia nggak selesai kurang dari 90 hari, akhirnya WNInya harus pulang lagi ke Indonesia dan tunggu quota visa 6 bulan lagi. Tapi, jika semuanya di-timing dengan baik bisa lancar kok.

Persyaratan daftar visa Schengen dapat dilihat disini http://www.norway.or.id/Embassy/Visa-to-Norway/Schengen_Visa/

Checklist dokumen Schengen Visa dapat dilihat disini http://www.norway.or.id/Embassy/Visa-to-Norway/Schengen_Visa/

2. Surat Keterangan Belum Menikah/ Surat Keterangan Tidak Ada Halangan Untuk Menikah/ Letter of No Impedimence to Get Married

Surat Ketrangan Tidak Ada Halangan Untuk Menikah (Letter of No Impedimence to Get Married) adalah surat wajib yang harus dimiliki WNI jika ingin menikah di luar negeri, yang menyatakan bahwa calon suami/ istri belum tercatat menikah baik secara hukum, agama, dan adat. Tiap negara versi nya beda-beda dan tiap negara bisa atau tidak bisa menerima variasi versi surat ini.

Hal ini menjadi poin yang paling digarisbawahi oleh pemerintah Norwegia mengingat di sana poligami dan bigami baik bagi perempuan dan laki-laki adalah tidak sah dan merupakan tindak kriminal bersanksi penjara dan denda, sementara di Indonesia, banyak laki-laki sering mengaku-ngaku cendekiawan agama, punya istri banyak, dan parahnya hanya didaftarin di masjid, tidak di catatan sipil atau KUA, atau paling parah tidak didaftar alias nikah siri, dan tidak ada hukum yang melindungi wanitanya sama sekali (makin kuat aja saya nggak mau menikah di Indonesia).

Nama lain untuk versi surat keterangan tidak ada halangan untuk menikah adalah “Surat Keterangan Belum Menikah”, “Surat Keterangan Single”, dll. Yang saya minta dibuatkan dari kecamatan adalah surat keterangan belum menikah, karena lebih familiar untuk orang2 kecamatan. Surat dengan nama ini biasnya salah satu (dari seabrek) surat wajib jika WNI akan menikah di Indonesia (namanya N1 kalau nggak salah, jadi kalau dateng ke kecaamatan bilang aja minta dibuatkan surat N1).

Karena saya malas berhubungan dengan Geng RT Mata Duitan, maka saya langsung mendatangi kantor kecamatan. Namun staf keluarahan hanya menyerahkan selembar form simple berisi data yang harus diisi: nama, alamat, agama, no.KTP, tujuan pembuatan surat (hal ini karena SKBM banyak digunakan sebagai bukti status single oleh calon anggota pelatihan militer atau staf kantor yang ditempatkan jauh serta diharapkan tidak menikah terlebih dahulu untuk jangka tertentu), tanda tangan pemohon, dan tanda tangan RT & RW.

Saya sangat lega karena SKBM yang diminta kecamatan simple dan tidak menginterogasi agama calon suami saya.

Namun lagi-lagi, geng RT Mata Duitan menyulitkan langkah saya. Mereka tiba-tiba datang dengan form versi RT yang isinya panjang banget, dari mulai data pribadi saya, data calon suami, agama calon suami (crap!), dan tempat pernikahan akan dilangsungkan. Ampun deh! dapet izin visa ke norwegia aja belum, udah harus ngisi tempat pernikahan. Saya juga menjelaskan  bahwa kecamatan hanya minta tanda tangan RT untuk selembar form yang diberikan oleh mereka. Tapi geng RT mata duitan tak menggubris, intinya kalau mau dapet tanda tangan mereka harus bayar dan isi form versi RT juga. Untuk agama calon suami, saya isi aja sama dengan yang tercatat di KTP saya karena nggak mau prosesnya lebih rumit, dan saya isi bahwa saya akan menikah di pengadilan Norwegia (pada akhirnya form versi RT ini nggak diminta di kecamatan 😛 wee..). Awalnya istri sekertaris RT bilang kalau saya bisa dapat tanda tangan RW tapi karena jauh rumahnya maka …harus ada bayaran. Dia juga bilang “kamu udah tahu kan prosedurnya?”, saya bilang aja “nggak tahu”. Dia cuma senyum senyum, dan saya berakhir dengan palakan Rp200.000.

Besok paginya (pagi pagi banget sekitar jam 8) saya menyerahkan selembar form yang diminta ke kecamatan. Dan ternyata form versi RT nggak berguna, kecamatan nggak minta sama sekali. Artinya data tentang suami saya hanya akan mengendap tak berarti di rumah sekertaris RT. So no pusing pusing lah 🙂 Setelah menunggu 10 menit, SKBM jadi. Isinya cukup singkat bahwa nama diatas (saya) belum tercatat menikah secara hukum, adat, dan agama. Plus uang palang merah Rp5000. Selesai. Lalu saya teruskan SKBM ke kelurahan untuk ditandatangani oleh lurah. Eh untungnya lurah lagi ditempat, selesai deh.

SKBM versi Catatan Sipil

Saya pikir SKBM ini cukup sah jika ditandatangani dinas catatan sipil terdekat (read: catatan sipil Jakarta Selatan), ternyata SKBM dari kecamatan dan kelurahan ini hanya cukup untuk syarat dalam negeri, sementara SKBM untuk urusan luar negeri harus datang dari catatan sipil provinsi, karena disinilah daftar emigrasi dan imigrasi penduduk indonesia terdaftar. Untungnya staf kantor catatan sipil Jakarta Selatan berbaik hati nge-share nomor telefon temenya di kantor catatan sipil yang langsung ngurus SKBM di catatan sipil provinsi. Setelah menyerahkan SKBM versi kecamatan dan kelurahan, surat deklarasi belum menikah yang saya tulis tangan di kanti kantor catatan sipil, fotokopi KTP, KK, dan akte lahir, akhirnya setelah tunggu 5 hari jadilah SKBM versi catatan sipil yang selanjutnya harus dilegalisir oleh kementrian hukum & HAM, dan kementrian luar negeri.

Tips: staf catatan sipil bilang semua dokumen pernikahan di Norwegia nantinya harus didaftarkan saat WNI pulang ke Indonesia. Tapi kalau tidak berniat tinggal di Indonesia ya nggak usah buru-buru pusing dipikirin.

SKBM versi KUA

Agak ribetnya bagi yang beragama islam (atau yang tercatat di KTP atau dokumen lain sejak lahir sebagai agama islam dan nggak bisa berbuat banyak tentang kondisinya ini) adalah banyak kasus dimana pemeluknya merupakan partisipan dari pernikahan bigami atau poligami yang hanya dilakukan di masjid atau bahkan tidak didaftarkan. Ribet karena banyak negara maju menilai bahwa tindakan ini ilegal di negara mereka, dan bikin sulit bagi WNI yang kebetulan beridentitas agama ini dan akan menikah di luar negeri karena harus bikin SKBM versi agama lagi. Karena catatan pernikahan untuk yang beridentitas beragama islam biasanya dibuat di KUA, maka mau nggak mau saya mesti ke KUA. Saat saya di KUA, saya cukup bilang harus ambil sekolah di luar negeri (sambil menunjukan surat penerimaan dari University of Oslo), dan SKBM ini untuk persiapan jika nantinya saya menikah di negara baru tempat saya tinggal. Selesai. Jadi sehari.

3. Legalized & Certified Translated Letter of No Impedimence

Semua SKBM ini harus dilegalisir kementrian hukum & HAM dan kementrian luar negeri sebelum nantinya di alih bahasakan oleh certified translator. Untuk hal ini saya lagi cukup capek ngurus sendiri maka saya gunakan agen legalisir dan alihbahasa, yang juga mengurus dokumen pencatatan notaris untuk dokumen lokal yang nama penandatangannya susah dilacak di kementrian hukum dan ham (alasanya sih staf kementriannya males ngecek), misalnya SKBM versi kecamatan dan kelurahan, dan SKBM versi KUA. Biayanya sekitar Rp300.000/ dokumen untuk legalisir di dua kementrian, Rp100.000/dokumen untuk pencatatan notaris, dan Rp50.000/ lembar untuk certified translator. Berikut nama agen yang saya pakai dan cukup valid servisnya:

-MultiTrans (daerah Mampang Prapatan, yang punyanya baik banget dan bisa diandalkan untuk ngasih solusi terutama masalah legalisir): http://www.layananlegalisasidokumen.com/

-Jakarta Translation Center (daerah Pasar Minggu, OK buat translation dan kooperatif jika mau ngedit ngedit dikit) http://www.jtc-indonesia.com/

Alokasi waktu minimal 1 bulan untuk hal pembuatan SKBM, legalisir, dan translate ini untuk mengantisipasi hal2 yang tak diinginkan misalnya pegawai kementrian yang malas. Ingat juga untuk jangan terlalu awal buatnya karena SKBM ini hanya belaku 4 bulan sejak dilegalisir hingga diperiksa oleh SKAT Norwegia. Kalau lebih lama dari 4 bulan harus bikin baru.

Untungnya saya menikah di Norwegia, denger-denger kalau nikah di Jerman, SKBM ini mesti dilegalisir oleh kementrian agama dan dicek apakah agama calon suami istrinya sama (alamak! repot banget ni negara. I don’t live in the 6th century, please).

Tips: nikah di Denmark denger-denger nggak perlu pakai SKBM… 😦 tau gini..di Denmark aja sekalian nikahnya

4. Dokumen Q-0150 dan Q-0151

Dua dokumen dari SKAT ini dapat didownload di

Q-0150 http://www.regjeringen.no/upload/kilde/bld/skj/2001/0007/ddd/pdfv/254753-q-0150_e_rettet_aug_2005.pdf

Q-0151 http://www.regjeringen.no/upload/kilde/bld/skj/2001/0007/ddd/pdfv/223600-q-0151_e_sept_04.pdf

5. Pas photo 2 lembar

Semua dokumen ini dikirim (SKBM asli saya laminating biar aman, dan dibelakangnya masing-masing diklip versi terjemahan tersumpahnya—terjemahanya nggak perlu dilaminating) via DHL biar cepet. Dua hari sampai Norwegia, dan calon suami saya langsung memberikannya ke kantor SKAT lokal untuk diantar ke kantor SKAT nasional.

Info penting dari Norway.no

I am a foreign citizen wanting to marry my  fiancé  in Norway – how do we go about doing that?

Whether you are living in Norway or not, you must first prove that you meet the requirements to marry in accordance with the Norwegian  Marriage Act in Norway. The Norwegian  Tax Administration (Skatteetaten), responsible for the National  Population Register, processes requests for the verification of the  right to marry. Contact the Tax  Administration for advice in English on how to go forth.

On the Internet, you will find some information formed as an FAQ  on the Tax Administration’s web site about how to proceed. Unfortunately,  the information from the Tax Administration is presently in Norwegian only, so  we will give you a few pointers below:
A couple wishing to get  married must complete a Q-0150  declaration for verification of compliance with conditions for marriage. On  the reverse side of the Q-0150 declaration form, there is an explanation of  procedures and details of additional documentation that must be submitted with  this form, including:

– Proof of identification for bride and bridegroom, for example, a copy of  birth certificates or passports.

Q-0151  statement forms to be completed by the sponsors (bridesmaid and best man, who must  be over 18 years of age).

– Proof of dissolution of any previous marriage.

– Certificate of no impediment to marry from native country, if  bride/bridegroom is a foreign citizen.

– Proof of legal right to enter and stay in Norway. (Information about visa and permit  requirements and exemptions is available from the Directorate of  Immigration. If your fiancé is living in Norway, yet you are living abroad,  you may apply  for a fiancé permit from the Directorate of Immigration  that will enable you to enter into marriage in  Norway.)

If you live in Norway, it is advisable to contact your home country’s embassy  in Norway to find out what is  required for you to obtain the necessary documents proving that you  have no impediment to marry from your home country. Your embassy  should also be able to advise you on how these documents may  be translated, apostilised or legalized for the Norwegian authorities.

Once you receive a certificate of no impediment to wed in Norway, you may get married in  Norway, either at a registry office or church.

See also our FAQ’s on which forms need to be completed, church weddings and non-church  weddings.

—-***—–

Akhirnya tanggal 22 Juni 2012 saya terbang ke Norwegia. Saat saya melangkahkan kaki pertama kali keluar dari port of emigration di bandara Soekarno-Hatta saya menutup mata sejenak dan merasa lega semua krisis birokrasi di Indonesia selesai, dan saya berbincang dalam hati “Saya melangkah ibarat imigran yang mencari kehidupan baru di benua baru. Saya tidak akan melihat lagi ke belakang, berusaha melupakan semua masa-masa gelap melawan birokrasi dan rintangan lain di Indonesia, dan akan memulai hidup baru di Eropa. Selamat tinggal Indonesia, sampai jumpa lagi saat saya mengunjungi keluarga saya di liburan musim panas tahun depan”.

Satu setengah minggu setelah saya tiba di Norwegia, surat izin menikah dari SKAT pun datang! Saya dan calon suami akan menikah di pengadilan kommune (tinghus) Eidsvøl secara negara, humanis, dan non-religius (non-church, non-mosque, dkk.).

Tanggal 12 Juli 2012 kami menikah di Eidsvøl. Surat nikah sementara langsung dibuatkan di pengadilan, dalam bahasa Inggris dan norwegia. Yang bahasa inggris digunakan untuk dilegalisir di KBRI oslo dan ministry of foreign affair norway…untuk jaga-jaga kalau saya harus kepepet ngedaftarin pernikahan saya di indonesia. Surat nikah permanen datang sekitar 3 minggu setelah tanggal pernikahan kami.

Bagi yang mau baca-baca hukum pernikahan di Norwegia bisa diklik disini (in English): http://www.regjeringen.no/en/doc/laws/Acts/the-marriage-act.html?id=448401

Cerita bagaimana wedding saya berlangsung dapat dilihat disini https://nordicnomads.wordpress.com/2012/07/19/summer-wedding-in-norway/ dan bagaimana janji pernikahan non-religius di pengadilan Norwegia bisa dibaca disini https://nordicnomads.wordpress.com/2012/07/28/the-marriage-promise-of-civil-marriage-in-norway/

Sekarang saya sudah terdaftar menjadi pemegang kartu penduduk European Union dan resmi tinggal di Denmark. Saya bekerja sebagai manager di perusahaan IT di Copenhagen dan aktif sebagai youth member di salah satu partai politik di Denmark. Hidup saya disini lebih baik, bahagia, dan tenang bersama suami.

Remember “your two loves are the most powerful things” you can believe to make your two’s dream come true.

Bagaimana proses saya pindah dari Norwegia ke Denmark, dan mendaftarkan diri menjadi pemegang kartu penduduk European Union. Apa saja yang harus saya siapkan dari Indonesia agar proses administratif kependudukan di Eropa lengkap? Tunggu ceritanya di blog ini ya!

73 thoughts on “Battling Bureaucracy for My Marriage: Letter of No Impedimence to Get Married (in Indonesian)

  1. hi, saya denger skrg uda ga bisa pake visa turis utk menikah di sini. jd harus apply visa fiance yg waktu tunggunya kita ga pernah taw kapan bisa kluar tuh visa, ada yg sampai 9 bln baru bs kluar, blum prosesnya yg bertele-tele..
    tmn ada yg kasih saran jg menikah di sn pake visa turis krn dia dulu jg bgitu.

    • Hi, yes menikah di NO dgn schengen visa memang beresiko…resiko waktunya nggak cukup karena kita hanya punya max 90 hari.

      But I just got married 6 moths ago, so maybe the rule has changed.

      So far yg aku tau peraturan dari SKAT: selama calon suami istri punya izin tinggal sah (bentuk visa apapun), maka mereka bisa menikah di NO. Makanya banyak turis amerika yang sekedar turis di NO, menikah disana…toh bukan untuk tinggal di NO.

      Make sure waktu daftar visa schengen di embassy NO bukan untuk alasan menikah, karena so pasti mbak2 nya nolak. Find other main purpose such as study atau tour.

      Aku juga agk takut waktu itu submit izin menikah ke SKAT hanya pakai visa turis, tapi akhirnya SKAT ngeluarin izin untuk menikah di pengadilan Norway.
      Asal dokumen2 yang saya tulis diblog dipenuhi.

      Setelah menikah, kamu bisa dateng ke department imigrasi UDI untuk daftar residence permit. Dimana paspor kamu akan distamp izin tinggal sementara hingga aplikasi residence permit kamu keluar keputusannya.

      Yahh…jalan mana aja bisa ditempuh, asal legal.

      • Hi, semua dokumen yg disebutin di blog sudah di catat supaya ga lupa.
        krn terkadang informasi yg diberikan staff embassy plin plan,jd memperlambat proses dan jg biaya yg sdh dikeluarkan utk mempersiapkan smua dokumen.

        saya mgg depan sdh harus plg ke Indo krn mmg statusnya msh kerja, jd rencana mo beresin dulu urusan di jkt, baru melangkah ke step selanjutnya. saat saya mengajukan visa tourist yg ke 2 pihak embassy pernah tanya kpn rencana menikah.

        waktu harus legalisasi surat nikah di KBRI mengalami kendala yah? tp ahirnya mereka mau stamp kan 🙂

        waktu itu pernah tanya knp proses visa fiance lama waktu tunggunya mereka bilang dari UDI nya yg lama, krn skrg peraturannya ketat.

        thanks yah 😉

  2. Hi..thx bgt blog ini ngebantu bgt,awalnya aku awam bgt mslh nikah diluar ini..tp stlh baca blog ini kayak ada pencerahan dan motivasi 🙂 aku dan tunangan berencana menikah pas kunjungan aku kali summer ini dgn menggunakan turis visa . Aku harap semuanya bs lancar2 aja 🙂

  3. Halo, Riska!
    Sedang googling tentang residence permit Swedia, malah nyasar ke blogmu.. Surprised karena familiar dengan nama & wajahmu.. Ini Riska yg menang the scholar kan ya?
    Saya dulu ikut juga tp ga lolos ke final.. Suka nonton acaranya tiap minggu..
    Ternyata udah menikah dan kerjadi Denmark aja.. Time do flies…!
    Selamat ya untuk pernikahannya..! 🙂

      • Makasih..! 🙂 Kemarin itu saya lagi nunggu residence permit yang belum keluar juga gara2 ada masalah dokumen, but fortunately malemnya dapet kabar permitnya sudah digranted.. 🙂
        Kalau lancar saya akan ke Gothenburg musim gugur ini untuk kuliah.. Mudah-mudahan bisa maen-maen ke Denmark juga.. It would be great if we can meet up! Atau di Gothenburg juga boleh meet upnya kalau kamu maen kesana. . 🙂

  4. dear Riska.. Thanks banget uda sharing ini.. Mau tanya boleh ya..
    Aku rencana mau married summer taun depan, tp bulan depan aku uda berangkat ksana utk sekolah. Klo diliat dari syarat pernikahan Norway, butuh surat single itu. Dan aku rencana mau pulang jakarta waktu easter break utk ngurusin itu surat. But seems like nggak mungkin cukup waktunya (easter break paling cuma 2 minggu). Nah kalau nggak ada tuh surat, apa berarti kita nggak bisa nikah gereja dulu? I mean, ngedaftarin pernikahan di catatan sipilnya/SKAT nyusul aja. Bisa ga ya?

    • Hi Tika,

      pernikaha di norway sistimnya berbeda dengan indonesia. Di indonesia, pernikahan tercatat ganda dan interdependen: catatan sipil dan gereja. Di norway, semua yang menikahkan (pendeta, atau jaksa) harus mendapat surat persetujuan/ izin dari SKAT bahwa mempelai yang akan mereka nikahkan telah diperiksa kelengkapan dokumen dan hukum. Jadi harus membawa surat dari SKAT baru bisa booking gereja.

      Mengurus surat SKBM ini memang butuh kesabaran, waktu, dan uang ekstra. Kalau tidak salahsaya baca di halaman ttg pernikahan SKAT, mereka yang tinggal lebih dari 3 tahun (apa 2, apa 5, ya…lupa) di norwegia tidak membutuhkan surat ini, karena kelengkapan identitas sipil nya (status hidup, nikah, alamat dsb) tercatat di norwegia (kecuali jika kembali ke negara asal dalam waktu lama).

      Alternatif lain, sebelum kamu berangkat ke norway, disiapin surantnya (expired 4 bulan sejak tanggal pembuatan), married secara legal tahun ini, lalu partynya nyusul summer tahun depan. But it’s all coming back to your choice.

      Best regards & best wishes for your marriage plan,
      Riska

  5. Hai rizka..
    Once again ni,aku lagi..hehehe..kebetulan ni skrg aku lg di indo,insya allah desember ini mau brngkt lg ke NO dgn visa turis utk yg ke 3 kalinya,skrg aku lg step by step ngurusin SKBM nya berdasarkan dr info bermanfaat dr km..yg mau aku tanyain skrg,aku kan ngurusnya mulai dr kelurahan,ntr ke kecamatan,trs kabupaten baru ke propinsi ya..nah ntr pas nyampe di pencatatan sipil propinsi itu SKBM nya dibuat lg atau tinggal di tanda tangan aja ? Trus setelah semua dokumen lengkap langsung di legalisir dephukam dan kementrian luar negeri atau di translate dulu ? Trs di propinsi ku kebetulan kan gak ada kementrian luar negeri,apa aku hrs ke jakarta ? Maaf loh jd banyak nanya..thanks bgt sebelumnya 🙂

    • Hi Kiki,

      Aku langsug jawab aja ya:
      1) di catatan sipil nanti dibuat baru SKBM versi catatan sipil dengan merujuk SKBM dari kelurahan. Jangan lupa bawa copy KK & KTP.
      2) Legalisir DEPKUMHAM & Kementrian luar negeri sepertinya harus di DKI Jakarta. Mulai dari DepkumHAM dulu lalu Kementrian Luar Negeri. Di depan gedung banyak calo, tapi kamu bisa kok proses sendiri. Kalau mentok, misalnya petugas depkumHAM nya nggak bisa (atau males) mencocokan ID tanda tangan kepala catatan sipil propinsi kamu dengan data di depkumHAM, kamu bisa pakai jasa legalisir yg aku tulis di blog ini. Biasanya SKBM versi keluarahan (dan/atau KUA) harus dinotariskan dulu sebelum dilegalisir di dua kementrian ini. Kalau dari catatan sipil bisa langsung.

      Rencananya kapan weddingnya? Di Oslo?

      Cheers,
      Riska

  6. Rizka..makasi bnyk loh masukannya lg,kmrn langkah awal aku gini :
    1.SKBM ku keluar dr kelurahan dan di sahkan jg oleh kecamatan
    2.Pas aku ke pencatatan sipil kabupaten mereka blg di propinsi ku mrk tdk bs mengeluarkan SKBM kecuali hanya mengesahkan saja ( mereka jg tanda tangan di SKBM kel dan kecamatan
    3.Pas aku ke KUA mereka jg mengesahkan di lembaran yg sama
    Nah next step rencanya aku mau ke pencatatan sipil tingkat propinsi untuk buat SKBM versi capil propinsi sblm aku bawa ke jakarta untuk di legalisir dan di translate disana..apa semua langkah yg aku ambil udah bener ?
    Rencana sih aku ke norway desember ini,iya di oslo..aku terima kasih yg sebesar bsr nya ke km soalnya sngt membantu..cheers 🙂

  7. mba rizka brrti SKBM nya ada 3 ya ?
    1.Dari kecamatan
    2.Dari Pencatatan sipil propinsi
    3.KUA
    soalnya SKBM ku cuma dr KUA aja mba soalnya di kabupaten sm propinsi ku yg catpil buat yg non muslim ajaa

    • Oh iya. Norway baru aja election dan sekarang pemerintahnya ganti dari left wing ke right wing (agak2 kurang pro imigran). Masa2 transisi begini biasanya proses administrasi negara bakal rada slow karena harus adjust dengan ganti undang undang). Make sure calon suami kamu update sama peraturan pernikahan dan imigrasi (family reunification) disana.

      .Riska

  8. HI Kiki,
    Punya aku memang dikirim 3 SKBM. Itupun petugas SKATTETATEN nya di norwegia bingung, kok SKBM banyak banget (padahal isinya sama).

    Aku kurang tahu apakah dengan 1 SKBM dari KUA akan cukup, tapi sepertinya bukan itu yg dipermasalahkan. Skattetaten cuma perduli dengan surat sah yang isinya menerangkan bahwa kamu belum nikah menurut hukum manapun dan apapun, plus yg muslim harus ada yg tanda tangan dari KUA setempat. Asumsiku nggak masalah suratnya 1, 2, atau 3, yang penting dicap sama semua orang yg berkepentingan, dan yg paling penting kementrian Hukum dan HAM serta Kementrian luar negeri.

    Aku juga agak aneh kok kecamatan dan propinisi kamu nggak bisa buatin itu, padahal kementrian hukum dan ham cuma mau mengesahkan tandatangan petugas kementrian dalam negeri (bukan KUA yg berada dibawah kementrian agama).

    Tapi di surat kamu yg satu ini ada kan tanda tangannya kabupaten/propinsi?

    Cheers and stay strong
    Riska

  9. Alhamdulillah akhirnya mba rizka jwb jg,sempet down disini mba gara2 bnyk masukan hrs pake fiancee permit pdhl calonku pngn bgt aku natalan disana .
    Skrg aku udah dpt 2 skbm mba :
    1.SKBM dr kecamatan yg ada tanda tanganku sbg pemohon dan tanda tangan lurah (kepala desa ) itu stlh melengkapi form N1 dll
    2.SKBM versi KUA
    Skrg yg mau aku urus yg versi capil propinsi mba,mdh2an dgn membawa skbm dr kecamatan dan surat pernyataan blm nikah yg aku buat pake materai dan tanda tangan lurah serta ortu mereka mau buatin
    Oia mba itu skbm expired 4bln stlh dibuat oleh KUA dan kecamatan atau stlh di legalisir kementrian ?
    Oia kmrn smpt tlp SKAT katanya bs pake turis visa tp bbrp org yg kasi saran katanya mndg fiancee 😦

  10. Maaf satu lg mba :
    Skbm mba rizka yg dr kecamatan itu isinya cuma data mba aja kan baru stlh menerangkan bahwa blm prnh menikah..dan yg tanda tangan cuma lurah aja atau ada mba jg sbg pemohon ?

    • Hi Kiki,
      SKBM ku nggak ada tanda tangan aku. Tanda tangan aku, RT & RW cuma ada di surat permohonan pertama pakai materai. Lalu dibawa ke kecamatan & kelurahan sebagai bukti untuk dibuatin SKBM versi mereka. Lalu SKBM versi kecamatan dan keluarahan dibawa ke catatan sipil propinsi sbg verifikasi u/dibuatin SKBM versi catatan sipil propinsi; disinipun aku disuruh nulis lagi (walaupun pakai tangan) bahwa aku belum mengakui belum pernah menikah, terus tanda tangan diatas materai.

      Intinya 2 surat pengakuan aku yg aku ttd tangan diatas materai akhirnya disimpan sama 1) kecamatan, 2) catatan sipil propinsi.

      Memang negara kita itu prosesnya nggak selaras dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu proses pertama yg aku lakukan adalah pindah KTP ke jakarta (paling nggak ini paling mending prosesnya) 😦 Tapi nggak usah diikutin kalau memang kamu bisa proses dari tempat kamu.

      Seperti yg aku tulis di blog, memang paling aman pakai fiance permit. Aku juga tulis, menikah dengan schengen visa itu beresiko karena tenggang waktu visa hanya 90 hari; sementara fiancee permit 6 bulan. Adalah kitanya yg harus bisa pinter2 ngitung. Semuanya balik lagi ke pilihan kiki; high risk – high return: schengen cepat tapi expirednya cepet juga; fiancee permit lama, tapi expirednya lama juga.

      Aku kurang tahu pasti 4 bulan itu dihitung dari tanda tangan siapa; tapi asumsi aku adalah penanda tangan pertama karena disanalah kita pertama kali deklarasi kalay kita belum menikah. Lagi pulan yg kemetrian luar negeri itu kan legalisir; legalisir itu artinya mengesahkan bahwa yg bertanda tangan di dokumen itu (camat/lurah/catatan sipil) dapat diverifikasi.

      Semangat yah.
      🙂

      ps. jalan yg aku tempuh belum tentu sama hasilnya dengan orang lain; 2 orang sebelum kamu sudah menggunakan jalan yg sama yg aku ambil, tapi mereka pindah ke jakarta, karena itu prosesnya sama. Mungkin in the future kamu bisa share juga bagaimana menyiapkan dokumen2 ini kalau ada yg tidak tinggal di jakarta.

  11. Mba rizkaaaa..makasiiiiiii bgt ya udah nyempet2in waktunya buat bantu aku 🙂 klo gt skrg aku udah lega dkt dan tau gmn langkah selanjutnya..krn skrg aku udah punya 2 skbm spt yg mba sebutkan tinggal 1 lg yaitu yg propinsi..ada sedikit perbaikan di skbm ku yg versi kua ntr..aku minta aja dibuatin baru dgn alokasi waktu dan tgl yg bs di kompromikan . Hehehe jd gak terlalu lama stlh di tanda tangan 🙂

  12. ladies, ikut nimbrung..aku lagi mau urus2 legalisasi di dept.hukum dan ham serta deplu, mungkin minggu depan baru ke sana. karena msh tunggu akte lahir (kutipan). untuk biro jasa yg mba riska kasih (pasar minggu) aku sudah kesana dan ok juga 😉
    utk fiance visa lama bgt keluarnya mba kiki, ada temen yg uda 4bln belum keluar juga visanya. skrg apply visa lgsg di vfs global (plaza abda-sudirman), sudah taw kah? ga melalui embassy lg, bisa siyyy lewat embassy cuma hrs janjian 2mgg sebelum apply.

  13. Ladies ada info tambahan nih.
    Aku kemarin ini nanya ke KBRI di oslo bs atau nggak mereka legalisir terjemahan SKBM (yg uda di translate ke b.ingg), dan mereka bilang bs dan biasanya itu uda cukup (ga usa legalisir depkumham).. jd rencana aku nanti bikin SKBM di propinsi lalu translate,lalu legalisir di KBRI aja.
    Fyi saat ini aku studi di NO.
    Semoga berguna.

    • Wah thanks banget u/infonya Tika 🙂 langsung legalisir di KBRI Oslo memang jadi lebih gampang yah. Pertanyaanya:
      1. Apakah hanya mereka yg udah dapet permit stay (misalnya kamu study permit) di Norway yg bisa bawa SKBM ini ke KBRI?
      2. SKBM yg bisa dilegalisir di KBRI itu versi mana ya (kecamatan/kelurahan atau catatan sipil atau KUA)? Apa KBRI akan cross check agama calon suami kamu kalau calon pengantinya beda agama?

      Cheers,
      Riska

      • KBRI sendiri sih ga nanya2 ya soal permit. Mereka kan dsini tugasnya memang mewakili pemerintah, jadi seharusnya mereka bantu kita. Soal SKBM versi mana si KBRI juga ga nanya2. Soalnya yg berkepentingan dsini adalah Skatt. Bahkan KBRI nge-reply aku utk pastikan ke UDI dokumen mana yg memang dibutuhkan. Soal agama juga ga dicek, soalnya ini kan prasyarat utk nikah dibawah hukum Norway, bukan Indonesia. Pokonya KBRI bilang mereka bisa legalisir dan biasanya itu cukup (ga pernah ada masalah). Dan semoga memang ga bakal ada masalah (agak khawatir dengan pergantian pemerintahan, takutnya syarat berubah lagi).

      • Hi…
        Just to update. Kemaren aku bikin SKBM di Kecamatan lalu minta di-legalisir di KBRI Oslo. Dokumen tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa inggris di Oslo (oleh sworn-translator yg orang Indonesia), lalu submit ke Skatt. Sekarang aku uda terima Prøvingsattest dari mereka. Intinya, ternyata SKBM dr kecamatan itu cukup (diterima Skatt), asalkan berencana dilegalisir di KBRI Oslo. Proses legalisir di KBRI hanya 1 hari. Paralel dengan translating (hanya perlu email translatornya), yang kurang dari 1minggu. Prøvingsattest aku terima 3 minggu setelah submission ke Skatt. 🙂

    • Congrats ya tika 🙂 Info dari kamu bisa memperkaya informasi di blog aku. Wah ternyata nggak usah susah susah ke kemendagri segala ya. Tapi waktu itu sih aku bertarung dengan waktu, karena submit SKBM ke skatt nya saat aku masih di indonesia. Seandainya aku tau bisa legalisir di kedubes, bisa aja aku bawa SKBM kecamatan ku saat aku berangkat ke Oslo, walaupun mepet waktu karena visa schengen ku terbatas.

      Oh iya, waktu bikin SKBM nya apa ada masalah di kecamatan?

      Thanks sebelumnya.

      • @tika
        You are an angel, deh! Makasih sharingnya…I’m calling KBRI soon.
        Sukses sama persiapan marriednya. 🙂

      • @Mb riska : aku ucapakan terimakasih atas semua info pencerahan ini n ga lupa jg thanks kpd mb mb cantiq yg juga turut berlomba memberi info, sangat membantu sekali. Sekarang saya sdh dpt semacam surat ijin menikah dr skatt (2 minggu prosesnya’ tp cuman seminggu sdh keluar buat aku ;). Dan saya n pacar akan menikah 5 juni ini. Tp mb mb cantiq sy masih perlu tanya ttg berapa lama dapat ijin tinggal sementara dari UDI berhubung visa saya juni 24 ini juga akan habis masanya. Sebelumnya sy ucapakan banyak terimakasih dan ditunggu jawabannya dr mb riska dan mb mb cantiq lainnya 🙂

      • Wah jadi rame.. hehe..
        Soal bikin SKBM itu, ga ada masalah sama sekali. Paling cuman waktu di RT, si RTnya awalnya ga mau kasih karena mereka belum pernah dimintain surat pengantar kalau calonnya orang luar (karena kalau mau minta surat pengantar itu PASTI ditanya calonnya dari mana, supaya mereka tau apakah kita akan numpang nikah).. tapi setelah dikasih pengertian sih dikasih juga ahirnya. Di RW juga ga ada masalah, langsung dibuatkan saat itu juga. Waktu dibawa ke kecamatan juga cukup cepat (mungkin karena gubernurnya Jokowi?), masukin pagi ambil siang, biayanya pun kasih seiklasnya.

        Cuma mau clarify lagi buat semua yg baru mau bikin SKBM, itu kalau dimintakan ke RT, RW, dan kecamatan/kelurahan namanya adalah Surat Keterangan Untuk Nikah. Nanti pada ahirnya Kecamatan akan kasih kita 4 lampiran: Lampiran 1-Surat Keterangan (isinya data diri kita sesuai KTP dan maksud pembuatan surat keterangan), Lampiran 2-Surat Keterangan Untuk Nikah (isinya data diri kita sesuai KTP dan status perkawinan yang akan diisikan Gadis atau Janda), Lampiran 3-Surat Keterangan Tentang Orang Tua (isinya data diri orang tua dan kita sendiri sesuai KK dan KTP), Lampiran 4-Surat Keterangan Asal Usul (isinya lagi2 data diri ortu dan kita sendiri).. Dan dokumen yg dibutuhkan utk SKATT adalah Lampiran 2, alias Surat Keterangan Untuk Nikah. Surat ini disebut juga Model N1.

        Surat Keterangan ini hanya bisa dibuat di Indonesia. KBRI Oslo hanya bisa melegalisir. Pembuatan surat ini bisa aja diwakilkan, permasalahannya adalah kita harus menandatangani di atas materai formulir resmi punyanya RT (yg ada kolom ttd buat petugas RW), dan form inilah yg disubmit ke-kecamatan bersama dengan fotokopi KTP, KK, ini itu. Jadi asalkan itu form yg akan dibawa ke RW ntah gimana caranya bs kita ttd, selanjutnya tinggal minta tolong orang utk submit ke kecamatan. Buat Sabren, kamu surat menyurat aja dengan orang rumah, jadi form yg harus kamu ttd dikirim ke norway, lalu kamu kirim balik ke Indonesia.

        Bagi yg mau apply schengen, apply yg 60hari (apa 90hari ya?), jangan yg 30, karena terlalu mepet. Selama ada sponsor, tiket PP (yg jaraknya lebih dr 30 hari), dan asuransi, harusnya ga ada masalah. Untuk Rosiana yg visanya uda mau abis, wah..kalo Juni abis berarti dr sekarang uda harus renew. Kamu sekarang visanya apaan, dan nikahnya kapan? Selama kamu apply/renew sebelum visanya habis berlaku harusnya kamu masih boleh stay dan membawa hak2 yg berlaku di visa yg berlaku sekarang sampai visa yg baru di-granted. Kalau masih ragu2, telepon ke UDI aja (walau at least harus nunggu di line selama 30menit sebelum diangkat). Takutnya aku sotoy. :p

        Good luck semua!

      • thanks again Tika. So detail and clear! Khususnya yg form dari RT/RW yang harus kutanda tangan itu, itu aku baru tahu. Kukira hanya buah permohonan sendiri (tanpa format/template tertentu) tempel materai lalu kirim ke Indo. Hm.. ternyata harus dari sana ya?
        Baiklah.

        Tika, setelah dapat ‘izin dr skattetaten’, dirimu kirim dokumen utk daftar ke tinghus khan? Nah, berapa lama tinghus merespon pendaftarannya? dan mereka yg tentukan tanggal atau kita boleh pilih?

        Lalu setelah visa studentmu habis (waktu married pakai visa student khan?), dirimu apply family residence permit? Prosesnya lama juga?

        🙂

      • @tika: skr sy sdh di norway dan akan menikah pada 5 juni thn ini. Visa saya sebenarnya schengen 90hr tp sy berangkat ke norway 1 minggu lalu dr skr krn ada urusan ( jd berangkatnya telat) dan visa akan habis 24 juni. Maksud sy setelah menikah 5 juni apakah sempat waktu buat saya dapat ijin tinggal sementara sampai sy dpt ijin permanen.

      • hi Rosianna, setaw aku klu km menikah pake visa turis setelah visa habis (misal visa turis 90hr) kamu hrs pulang dulu ke indo. dan apply visa family di indo baru ke norway lg. kemarin jg ada org indo yg menikah di oslo dgn visa turis dan setelah visa habis dia hrs pulang atas perintah UDI, dan apply visa family dan D visa supaya bisa segera masuk norway lg. Untuk lebih yakin coba tlp UDI. Saya skrg sdh kluar visa family nya dan msk ke norway dgn D visa, jd waktu itu apply 2 visa.
        Oh ya salam kenal smua 🙂

      • Hi hunnihoning Dan Rosiana , yg terpenting adalah jangka waktu yg harus bagus. 24 Juni itu dekat sekali ya dengan waktu merit; cuma dimana mana yg namanya imigrasi selalu aja ada perbedaan prosedur. Salah satu kenalanku yg juga aku kenal karena dia visit blog ini, sekarang tinggal di Oslo. Dia nggak perlu balik lagi ke Indonesia…setelah merit ke UDI dan apply (sambil nunggu dikasih visa proses/visa sementara, dgn syarat dia nggak boleh keluar norway sampai keputusan lamaran izin tinggalnya keluar); walaupun dia harus tunggu selama….8 bulan!!! Yups, jadi mbak mbak semua bersabar ya menunggu surat izin tinggal (Family reunification).

        Aku dan suami waktu itu Karena sebelum menikah sudah tau harus pindah ke Denmark (suami sekolah lagi), jd kami nggak mendaftar izin tinggal di norway, tapi di Denmark menggunakan EU law yg lebih affordable dan cepat (satu bulan keluar dan aku bisa langsung cari kerja). Tips, UU Family reunification nasional di negara manapun rata rata pain in the ass apalagi sekarang fremskeparti (right wing) sudah menjadi Pemerintah koalisi di Norwegia. kalau ada yg berencana pindah ke negara dekat2 norway tapi yg EU bisa dicoba menggunakan jalur ini. 🙂

      • Mb riska: semoga bener bisa sperti yg mb riska bilang ya. Aduuh hatiku was wes wos niih. But makasih banget looh mb riska dan mb tika hunnihoning. Kl ada apa apa lagi mohon di post 😉 salam kenal

      • Rosianna, semoga kamu gak disuruh pulang dl setelah visa turis habis. Temenku br bln kmrn menikah di oslo pk visa turis telfon UDI ktnya boleh perpanjang visa di norway dgn catatan gak boleh ke luar norway tp setelah datang ke ktr UDI di Oslo dia disuruh pulang dulu dan apply family visa dr Jkt. Tapi ga lama koq prosesnya krn skrg km bs apply D visa sambil tunggu visa family keluar.

        Rizka, betul sekarang peraturan imigrasi byk yg berubah. klu di norway rajin2 buka UDI krn skrg lebih ketat prosesnya dan waiting visa family skrg menjadi 9bln maks yg tadinya cm 6bln waiting. Anyway thanks for your sharing, kapan2 klu ke Oslo ketemuan yuks. Aku jg pernah kopi darat sm blogger yg awalnya kenal dr blog, smp skrg msh suka ktmu dan ngopi brg 🙂 🙂

      • Sabren, karena aku akan nikah gereja, Prøvingsattest ini bakal aku kasih ke si priest yg menikahkan kami. Di Prøvingsattest itu ada kolom ttd buat pasangan yg akan menikah, witness (2 orang), dan si priest-nya sendiri. Jadi setelah kami dinikahkan dan ttd ini surat, si priest harus kirim Prøvingsattest ini ke SKATT lagi dalam jangka waktu maks. 3 hari setelah pernikahan. Selanjutnya, kita hanya tinggal tunggu Vielsensattest (wedding certificate) sampai di post kita (tp aku belum tau berapa lama bakal nyampe ke kita). Urusan administrasi uda selesai sampe sana. Yang aku tau, kalau marriednya di tinghus pas kelar upacara nikahannya justru langsung dapet Vielsensattest-nya, alias ga dikirim via post. Soalnya, vielsensattest-nya norwegia itu cuma selembar surat A4 printout, yg ga keliatan seperti sertifikat pada umumnya. Bener nggak Rizka? Kamu married di tinghus kan ya..

        Soal harus pulang setelah nikah karena waktu married pk Schengen, itu ada juga temenku yg waktu itu rencana married pk schengen tapi pas sampe disini langsung cari sekolah, dan kterima. Jadi doi ganti ke student dulu, tanpa harus pulang ke Indonesia. Tp sesuai kata Rizka, nggak boleh keluar dari Norway selama nunggu pergantian visa itu.

        Aku saat ini student, dan masih akan student sampe taun depan. Jadi sebenernya aku bisa aja lanjut renew student. Tapi masalahnya visa aku akan habis tgl 31 Agustus dan harus perpanjang sebelumnya, jadi rencana aku setelah nikah (bulan juli), akan langsung ganti ke family. Tapi berhubung setelah nikahan kami mau langsung liburan ke Indonesia, jadi ga sempet utk perpanjang visa di bulan juli, dan mau ga mau baru bisa perpanjang di awal agustus. Ini sebenernya sangat risky, karena UDI dan politi uda wanti2 kalau visa yg mau habis harus perpanjang minimal 1 bulan sebelum visa habis. Tapi ya gimana, aku ga mau renew student lagi, soalnya daripada bayar 2x, apalagi family visa itu sangat mahal (5,200NOK!). Ya kita liat gimana ntar deh. Tapi feeling aku sih ga masalah, karena selama 9bulan terahir aku uda tinggal disini dan punya residence permit, dan aku uda punya fødselsnummer norwegia, dan terdaftar di kuliah juga (tau deh ini semua ngefek apa nggak), paling sama kasusnya ama yg barusan, nunggu pergantian visa itu ga boleh keluar Norwegia. Dan aku yakin pasti lebih cepat utk aku (ga ampe 9bulan semoga), karena mereka uda punya semua data diri aku disini. Semoga aja.. Tapi ntar aku pasti share disini klo uda kejadian. hehe… Oke Semangat!

      • Waktu aku merit di tingus, langsung keluar sertifikat nikah sementara, selembar A4 doang; aku juga minta dibikinin versi bhs inggrisnya—5 menit jadi. Nah kertas ini yg aku legalisir ke Norway Foreign Affair & KBRI juga, kalau2 akan dipakai diluar Norway atau di Indonesia (jaga-jaga). Dan pada praktiknya memang aku pakai, karena aku pindah ke Denmark. Pada akhirnya aku dapat surat sertifikat nikah permanent (sama sama selembar kertas juga). Nggak terlalu banyak beda sama yg temporary.

        Halo halo, 7 Juni, sabtu depan, aku main2 ke Oslo. Ada yg mau ketemuan? Cek komenku di paling bawah ya 🙂

      • @hunnihonning OK sip ya. Kita ketemuan di oslo, sabtu depan di sentralstasjon yg monitor besar buat nunggu schedule.
        Ok, ajak kenalan blog kamu ya, biar rame hhihihi. HP aku, +45 42526245

        Yang lain disini @sabren, @tika, @Kiki, @Rosianna, ada yg mau ikutan juga :)?

  14. Hi mb ,Riska. Salam kenal. Senang sekali aku menemukan blog indah ini. Sungguh sangat membantu sekali. Aku baca smua comment dr teman2.
    Jd aku suruh tunangan ku baca blog ini Dan dia langsung translate. Senang nya bs kenal mba Riska Dan kawan2 disini. Ini seperti keajaiban.terima ksh banyak yah mba Riska.
    Aku jd lebih semangat. Baca cerita mba Riska hampir sama status nya seperti diriku. Sungguh bertele2 org2 RT Dan pihak lain2 nya. Ok aku skrg tau harus bagaimana, krn aku jg lagi Tunggu visa ku. Aku apply fiancé visa untuk Norway.sudah 6 bulan jalan Dan tak ada kabar sama sekali,hampir nyerah. Awal nya aku apply tourist visa Dan Di reject karena aku sebutin mau nikah Di Norway. ( aku bodoh banget, coba kalau aku menemukan blog mba Riska terlebih dahulu,pasti smua akan lancar) Dan stlh Di reject aku apply yg fiancé dr bulan juni lalu.niat bln ini aku ke norway, sungguh lelah menanti kabar yg tak pasti.
    Aku benar2 merasa Senang Dan semangat stlh menemukan blog mba Riska, kenapa gak dari dulu coba.
    Banyak banget kendalanya,begitu repot nya ngurusin ini Dan itu seperti yg teman2 sebutin.
    Mba Riska Salam kenal. Terima ksh banyak mba untuk pencerahan nya.

    • Hi yuni
      thanks ya Sudah mampir blog ku. Aku harap semuanya berjalan lancar buat kamu dan tunangan kamu. Remember, your two’s love is the most powerful thing you can believe in.

      Mari silah kan di follow blog ku atau di like Facebook pagenya (fb box Ada di bawah halaman ini)

  15. Pingback: Applying Residence Permit in Denmark under EU/EEA Law | Nordic Nomads

  16. Hepi bisa nemu blog mb riska, stlh ubek ubek info di net 🙂 Salam kenal mb 😉 kebetulan saya juga ada rencana menikah di norway dan skr lg urus skbm kemarin dr kelurahan. Oiya mb jd rada bingung nih jadinya stlh baca posting mb dan komen2 mb2 lain mengenain visa turis dan fiance visa 😦 mksd sy sebaiknya saya pakai visa apa ya? Kl fiance visa takut kelamaan kyk pengalaman mb yumi smntr masa berlaku skbm cm 4 bln artinya saya bisa bisa ngurus lg 😦 dan kl ajuin visa turis takutnya peraturannya apa sdh berubah kali ya mb sejak pemerintahan yg baru?? Help me donk buat pencerahan mb

    • Hi rosiana, kalau mau cepat pakai visa schengen/ turin. Bawa SKBM kamu dari kecamatan, lalu saat datang ke oslo segera legalisir SKBM tersebut. Kalau visanya mepet, kirim SKBM kamu yg sudah dilegalisir Kemenlu (lihat prosesnya di blog saya), lalu kirim via pos, biar cowok kamu yg submit ke skatt. Jadi kamu pas berangkat tinggal sambil nunggu surat konfirmasi nikah dari skatt.

      Good luck and keep update us yaa 🙂

  17. Hei Riska, informasinya sangat bermanfaat…

    Surat keterangan blum nikah harus diurus sendiri apa bisa diwakili ya?
    Aku skrg di Norway, dan kamai pengen nikah dalam thn ini. Selagi aku punya visa student, jadi enggak usah urus visa fiance.
    Nah, masalahnya si SKBM itu…apakah gw harus pulang buat urusnya… hargs, hargs… muahal!

    • Hi sabren, thanks sudah dropped by di blog aku 🙂

      Untuk bikin SKBM di Norway, aku sendiri kurang tahu. Coba kontak KBRI di Oslo. Kalau di German aku tau kalau KBRI bisa bantu untuk bikin SKBM dengan disumpah oleh pihak berwenang (court, gereja, dsb).

      Good luck ya! Kalau aku main2 ke oslo, ketemuan yuk …kenalan 🙂

  18. Iya, yukk ketemuan kalo gw ke Oslo. Well, ga tau kapan, tapi akan gw khabari 🙂
    btw, senang baca update-an yang bernama Tika ttg translasi dan legalisasi SKBM di KBRI Oslo. That’s a big relieve. Aku enggak pernah dengar kalo mereka bisa tolong beresin SKBM, tp memang seharusnya bisa khan ya.. KBRI khan memang perwakilan deplu. Harusnya enggak perlulah legalisasi deplu di JKT kalo memang disini ada perwakilannya.
    Aku akan telp KBRI nih, sekarang. he he he…
    Thanks Girls!

  19. Halo semuanya, saya akan ke Oslo, Sabtu tgl 7 Juni 2014. Ada yg mau ketemuan nggak? Ketemuan yuk! Kenalan gitu, terus lunch dan ngopi/ngeteh bareng…
    Kalau ada yg mau ketemuan, kita meet up di Oslo central station, di depan layar besar tempat para penumpang nunggu jadwal kereta.
    jam 11:00. Aku stay di rumah parents-in-law ku di Årnes, sekitar 45 menit kereta ke Oslo.

    Cheers,
    Riska

  20. @riska : mngkin sabtu kita ke oslo looh, krn senin mau cb ke UDI buat apply family visa. Boleh jg tuh mb mb pd ketemuan. Kl sdh pasti aku kbr lg deh mb ya 😉

  21. Damer, maaf tak bisa ikut ketemuan. Aku tinggal ckp jauh dr Oslo, di Trondheim.
    Whe he he.mungkin lain kali ya. Have a nice meet up!
    Sabar

  22. Hei, Riska dan damer sekalian, jadi kalain ketemuan pas Riska di Oslo?

    Riska, dirimu sudah tulis postingan ttg syarat dll utk kartu penduduk EU? boleh minta link ya? Aku cari enggak nemu di blogmu. mungkin kelewat kali ya?

    thanks a lot Riska

    ps. aku add dirimu di linkedin, namaku Sabar Endang Purba. 🙂

    vennlig hilsen,
    Sabren

  23. Dear Mbak Mirzalina, Saya membaca blog ini tidak pernah bosan apa lagi disaat was was saat proses persiapan nikah diNorway bulan januari 2015. setelah membaca blog ini hampir semua sama seperti apa yang ingin saya tanyakan terjawab semua . sungguh sangat membantu sekali blog ini… saya baru pulang dari Kristiansand Norway. sekarang lagi ngurus SKBM.Dan Buat Prenup.
    Yang saya tanyakan setelah surat Masuk ke SKAT untuk menikah di Tinghuset bisa menentukan tanggal sendiri?karena saya ingin menikah hari sabtu tanggal 10 Januari 2015. Mbak Ada FB? FB saya anita kusumawati dari surabaya.Thanks ya, maaf saya kirim ulang karena salah menyebut nama.

    • Halo Anita,
      Thanks sudah mampir ke blog aku 🙂
      Mengenai pertanyaan kamu, kamu harus menunggu dulu surat konfirmasi dari SKAT bahwa kamu legal menikah di Norwegia. Setelah itu kamu atau calon kamu bawa surat itu ke Tinghus lokal dimana kamu ingin melaksanakan pernikahan. Disana kamu akan diperlihatkan jadwal tersedia, sehingga kamu bisa memilih tanggal mana yang sesuai dengan jadwal available Tinghus.

      Note, sekarang UU nya ada perbaruan; setelah resmi menikah di Norway, jika kalian ingin tinggal di Norway maka harus apply family reunification visa (cek ketentuannya disini http://www.udi.no/en/want-to-renew/family-immigration/#you-have-married-your-fiancee-2)

  24. Hai mbak riska, salam kenal. Congrats ya atas perjuangan yg berujung happy marriage. Maaf mbak saya boleh tanya2 tp di luar topik ya. Mhn bisa reply ke email saya aja mbak. Tmksh sebelumnya. Anak saya tahun depan in sya Allah lulus SMA (pengumuman sekitar mei). Anak saya laki2 skg usia 15thn. Pengin sekolah bachelor arsitek di eropa. Krn sebagian eropa barat selain mahal selangit jg kepentok usia minimum. Boleh minta info apa ada univ yg bisa terima. Alhamdulillah sampai skg rata2 total pelajaran 3.67. Bahasa jerman msh level a1, bahasa turki lumayan, bhs inggris lumayan tp blm pernah tes ielts. Dia sdh searching ada univ di copenhagen dan aalborg yg ada program tsb. Appreciate sekali kalau mbak riska bisa bantu cari infonya. Apakah ada program beasiswa utk international student. Terimakasih banyak atas bantuan mbak riska. Sukses selalu ya. Salam, henny.f

  25. Hallo, mba! Terima kasih artikelnya sangat membantu sekali.. Saya juga mau menanyakan apakah saya bisa apply untuk Residence Permit dulu beberapa bulan sebelum kami menikah? Saya berencana akan menikah bulan Juni 2015, namun setahu saya untuk mendapatkan Residence Permit waktu nunggunya 9 bulanan, nah pasti calon suami saya nggak akan mau. Mohon pencerahannya ya mba? Terima kasih lagiiii 🙂

  26. Halo semuanya =)

    Terima Kasih, Mbak Mirzalina sudah share tentang pengalamannya dan partisipasi teman-teman yang lain. Awal mulanya, saya buka webside UDI dan banyak baca. Semakin banyak dibaca, semakin bingung, karena penjelasannya hampir-hampir sama. Saya dan calon saya rencana menikah bulan February 2015. Untuk saat ini, saya sudah menerima original documents berupa guarantee, invitation, slip gaji, informasi dari kantor tax di Norway, passport dan beberapa document dari UDI. Pertanyaan saya, apa yang lebih baik dan legal? Saya juga melakukan aplikasi online melalui Application portal. Apakah Residence Permit? Ataukan Family immigration? ataukah Tourist? Saya telepon VFS, mereka tidak bisa membantu meberi clue. Hopeless. Please advise? Thank you all.

    • Halo Evelyn,

      Pemerintah Norwegia sekarang sudah berganti, dan UU imigrasi nya menjadi lebih ketat dari sebelumnya. Sebelum saya menjawab: apa tujuan kamu ke norwegia? Kalau hanya ingin menikah (dan tidak tinggal di Norway), setahu saya bisa pakai visa turis. Tapi jika setelah menikah ingin tinggal di Norwegia, dan suami kamu orang Norwegia, maka kamu harus apply Family Reunification permit (residence permit atas dasar family reunification). Saya dapat laporan dari kenalan saya yang belum lama juga menikah dengan orang Norwegia, jika ingin apply Family Reunification permit, harus pulang dahulu ke Indonesia, dan apply dari embassy Norwegia di Indonesia. Tetapi ada juga yang bisa apply dari Norwegia langsung dan menunggu di sana (walau nunggunya 8 bulan; dan kurang tahu kondisinya seperti apa yang memungkinkan ia bisa menunggu di Norwegia saja). Untuk menikah gampang, yang sulit itu permit untuk tinggal jika setelah menikah ingin tinggal di Norwegia. Karena saya setelah menikah tidak tinggal di Norway, melainkan di Denmark, saya kurang tahu menahu aturannya. Cara paling efisien, minta tolong pacar kamu untuk bertanya ke kantor UDI langsung, beserta dokumen2 sebagai referensi. VFS bukan tempatnya karena mereka bukan pemerintah Norwegia.

      Semoga membantu.

  27. hi riska ,salm kenal,aku mau tanya,disini aku awam banget dengan nikah di luar negri umur ku 21tahun,aku masih bingung,surat keterangan belum nikah nya gmn ya?sedangkan aku sama suami udah nikah di indonesia,tepatnya di KUA ,Tapi kami belum terdaftar di hukum,ibarat kata kami hanya nikah sirih,apakah itu udah termasuk keterangan sudah menikah atau belum kalau aku minta di kelurahan?tolong informasi nya ya,terimakasih

  28. Dear Mbak Mirzalina : Saya mau menanyakan mengenani SKBM dari catatan sipil. Saya masih bingung mengenai pernyataan mbak tentang pembuatan SKBM di catatan sipil Provinsi. Saya berasal dari Medan dan tinggal di daerah kabupaten so secara otomatis saya berada dibawah otoritas dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten. yanag mau saya tanyakan apakah memang saya harus buat SKBM versi catatan sipil provinsi? Apakah catatan sipil Provinsi itu diartikan sama dengan catatan sipil kotamadya Medan?

    Mbak Tika : kemaren saya minta tolong teman di OSlo untuk mengklarifikais mengenai penerjemahan dan legalisir SKBM dari lurah di KBRI Oslo. Namun info yang saya terima kurang memuaskan dan membingungkan karena berdasarkan apa yang teman saya ceritakan bahwa SKBM dari lurah gak cukup untuk digunakan sebagai bukti belum menikah mengikuti persyartan pernikahan di Norway. Bagusnya gimana ya mbak? awalnya saya rencana mau ikuti prosedur yang mbak Tika kerjakan tapi karena teman saya bilang gt saya jadi kwatir yang ada jadi gak bisa nikah di Norway. Thanks buat jawabannya ya mbak

  29. Hello mbak,saya menikah sama orang Denmark, dan sudah tinggal 2 bon di sini, terus sebetulnya saya masih mau tinggal di sini, kemarin hari senin tgl 13-4 2015 aya dan suami mengajukan visa,tapi kata officer saya mesti apply for permanent visa,yg katanya suamiku mesti afa duit d tabungan sekitar 60.000 krone, saya sendiri nggak begitu paham ucapan mereka, karena pakai bahasa danish.Saya sendiri tanya sama suamiku, ssepertinya dia nggak perduli sama masalahku…tolong saya mengaharapkan bantuan dari anda,bagaimana kelanjutanya,kalau suami nggak bisa bantu…terimakasih

  30. Hi Mba Rizka, tanya donk. Apakah Fotokopi Visa Schengennya harus dicertified/legalisir oleh Kedutaan Norwegia sebagai salah satu persyaratan untuk apply permit di SKAT? Thanks sebelumnya

  31. saya nemu blogmu baru hari ini. Ktp masih domisili lama di sumatera dan lbh gokilnya agamanya dah ganti, namun saya agak takut soal diskriminasi karena baptisnya ga di indonesia wkwkwk waktu itu dh lama tinggal di jakarta, tp ga kepikiran buat ganti domisili ktp. Saya skrg di jerman dan rencana mau nikah scr sipil dan gereja. Lumayan deg2an ngebayangin soal birokrasi terutama nyangkut soal agama 😅

Leave a comment